Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 15 November 2017

IMBUHAN DALAM BAHASA INDONESIA

KATA BERIMBUHAN 
Kata berimbuhan merupakan kata yang tidak memiliki makna apabila tidak digabungkan dengan bentuk dasar. Imbuhan baru akan memiliki makna yang bervariasi tergantung kata dasar yang dilekatinya. Dalam bahasa Indonesia, mengenal beberapa bentuk imbuhan (afiksasi) sepeti awalan (prefiks), sisipan (infiks), dan akhiran (sufiks). Bentuk imbuhan dapat ditulis serangkai dengan kata dasar ataupun terpisah dengan menggunakan tanda hubung. Berikut ini dipaparkan beberapa aturan penulisan kata berimbuhan dalam bahasa Indonesia. 

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: berjalan, berkelanjutan, mempermudah, gemetar, lukisan, kemauan, perbaikan. 
Catatan: 
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. 
Misalnya: sukuisme, seniman, kamerawan, gerejawi 


2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengi­kutinya. Misalnya: adibusana, infrastruktur, proaktif, aerodinamika, inkonvensional, purnawirawan, antarkota, kontraindikasi, saptakrida, antibiotik, kosponsor, semiprofesional, awahama, mancanegara, subbagian, bikarbonat, multilateral, swadaya, biokimia, narapidana, telewicara, dekameter, nonkolaborasi, transmigrasi, demoralisasi, paripurna, tunakarya, dwiwarna, pascasarjana, tritunggal, ekabahasa, pramusaji, tansuara. 
Catatan: 
a. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf ka-        pital dirangkaikan dengan tanda hubung (-). 
Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme, pro-Barat, non-ASEAN, anti-PKI. 
b. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang meng-acu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Misalnya: 
1) Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. 
2) Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengam­pun. 
c. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, di­tulis serangkai. Misalnya: 
1) Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita. 
2) Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELAJAR BAHASA INDONESIA