HURUF TEBAL
Banyak penulis dan calon penulis yang tidak memahami penggunaan huruf tebal dalam penulisan. Sebagain besar mereka menganggap cetak tebal dn miring penggunaanya sama, padahal berbeda. Penggunaan huruf tebal memang sedikit tumpang tindih dengan penggunaan huruf miring bagi mereka yang belum memahaminya. Padalah penggunaan huruf tebal dan miring memiliki fungsi yang berlainan. Tidak sedikit di kalangan para penulis menggunakan bentuk yang berlebihan, misalnya suatu kata dicetak tebal sekaligus dicetak miring dan digaris bawah. Oleh sebab itu, berikut ini akan diulas beberapa aturan penggunaan cetak tebal dalam suatu penulisan.
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan
bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
a. Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak
terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
b. Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti
‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai
untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi
kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar,
ratusan bahasa dae-rah,dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuhkan
penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar
belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan
berikut.
1.1.1 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap
yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat
bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan
(3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia.
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat
Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat
tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang
diambil.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meng-ukur sikap
bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.
Sumber: Tim
pengembang pedoman bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar