Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 16 November 2017

BENTUK ULANG DAN GABUNGAN KATA

BENTUK ULANG 


Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. 
Misalnya: anak-anak, biri-biri, buku-buku, cumi-cumi, hati-hati, kupu-kupu, kuda-kuda, kura-kura, lauk-pauk, berjalan-jalan, mondar-mandir, mencari-cari, ramah-tamah, terus-menerus, sayur-mayur, porak-poranda, serba-serbi, tunggang-langgang. 
Catatan: 
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama. 
Misalnya: (surat kabar → surat-surat kabar), (kapal barang → kapal-kapal barang), (rak buku → rak-rak buku), (kereta api cepat → kereta-kereta api cepat) 

GABUNGAN KATA 
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya: duta besar model linear, kambing hitam persegi panjang, orang tua rumah sakit jiwa, simpang empat meja tulis, mata acara cendera mata. 
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. 
Misalnya: ( anak-istri pejabat - anak istri-pejabat), (ibu-bapak kami - ibu bapak-kami),(buku-sejarah baru - buku sejarah-baru) 
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. 
Misalnya: bertepuk tangan, menganak sungai, garis bawahi, sebar luaskan. 
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran seka­ligus ditulis serangkai. 
Misalnya: dilipatgandakan, menggarisbawahi, menyebarluaskan, penghancurleburan, pertanggungjawaban 
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. 
Misalnya: acapkali, hulubalang, radioaktif, adakalanya, kacamata, saptamarga, apalagi, kasatmata, saputangan, bagaimana, kilometer, saripati, barangkali, manasuka, sediakala, beasiswa, matahari, segitiga, belasungkawa, olahraga, sukacita, bilamana, padahal, sukarela, bumiputra, peribahasa, syahbandar, darmabakti, perilaku, wiraswasta, dukacita, puspawarna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELAJAR BAHASA INDONESIA